Sabtu, 07 Desember 2013
Dasar Proteksi Tanaman Kuliah5
Pengendalian Hama
A.Pengendalian secara fisik
Pengendalian dengan memanfaatkan faktor-faktor fisik yang dapat mempengaruhi kehidupan hama, antara lain suhu, kelembaban, cahaya, suara
Contoh :
–Pemanfaatan cahaya matahari
–Penggunaan lampu perangkap (light trap)
–Pengaturan suhu, kelembaban dan cahaya di dalam gudang atau ruang tertutup
–Penggunaan sinar radiasi untuk mensterilkan/memandulkan serangga
B.Pengendalian secara mekanik
pengendalian hama tanaman yang dilakukan dengan cara mematikan langsung, menghalang-halangi, menghalau serta mengumpulkan hama tanaman. Cara yang dilakukan antara lain dengan
–Pemusnahan dengan tangan
–Eksklusi dengan menggunakan tabir atau halangan lain
–Penggunaan alat perangkap, alat penghisap atau alat pengkoleksi
–Mulumatkan atau meremukkan hama
Contoh:
–Penggunaan perekat pada batang
–Membungkus dan menyarungi buah-buahan
–Menangkap serangga dengan jaring
–“gropyokan” yaitu penangkapan tikus dengan beramai-ramai
–Pengumpulan telur dan larva
–Pemangkasan tanaman
–Pembakaran bekas gejala serangan
pengendalian secara mekanik ini memerlukan biaya dan tenagayang tidak sedikit. Pada areal yang lebih sempit, atau pada saat tanaman masih muda cara ini cukup efektif
C.Pengendalian secara biologi
Dapat dilakukan dengan cara
–Melindungi kehidupan musuh alami
–Introduksi : pengembangbiakan musuh alami secara buatan, kolonisasi atau pelepasan parasitoid dan predator yang spesifik
–Membiakkan dan menyebarkan penyakit bakteri, cendawan dan virus yang spesifik serta mikroorganisme lain yang patogenik dengan tujuan musuh alami mampu menekan hama tanaman
Musuh alami adalah berupa parasitoid, predator, dan patogen
1.Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang hidup menumpang pada serangga (inang) dan akhirnya menyebabkan inang tersebut mati.Ordo yang sebagian besar berperan sebagai parasitoid adalah Hymenoptera dan Diptera. Ciri-ciri parasitoid adalah
–Parasitoid hidup sebagai parasit hanya selama masa larva
–Serangga dewasanya hidup bebas memakan nektar, embun madu, atau sedikit cairan inang.
–Inangnya dari golongan taksonomi yang sama yaitu serangga.
–Selama perkembangannya tidak pernah pindah inang.
2.Predator
Predator adalah hewan yang memangsa hewan lain.
a.Predator Serangga
Hewan yang menjadi predator serangga contohnya mamalia, reptil, burung, amphibi, labah-labah dan serangga predator
-Coleoptera famili Coccinellidae dan carabidae
-Hemiptera famili Reduviidae dan sebagian Pentatomidae
-Dipetra famili Syrphidae
-Neuroptera famili Chrysopidae
-Hymenoptera famili Vespidae
-Mantodea famili Mantidae
Ciri-ciri serangga predator adalah
Memangsa serangga lain
Membutuhkan banyak mangsa.
Fase pradewasa dan dewasa biasanya memangsa jenis mangsa yang sama.
Membunuh mangsa langsung dengan cepat.
Bersifat polifag
b.Predator tungau
Contohnya tungau predator (Ordo Acarina famili Phytoseidae) dan Serangga (Ordo Coleoptera famili Coccinellidae)
c.Predator tikus
Contohnya burung hantu dan ular
2.Patogen
Mikroorganisme penyebab sakit dan mati serangga misalnya virus, bakteri, cendawan, nematoda, dan protozoa
Teknik pengendalian hayati
1.Inokulasi : teknik pelepasan musuh alami dalam jumlah relatif sedikit agar berkembangbiak dan menetap (established).
2.Inundasi : musuh alami dilepas dalam jumlah besar agar dapat menekan populasi hama dengan cepat.
3.Konservasi : musuh alami yang sudah ada dibantu perkembangannya agar tetap lestari
Keuntungan Pengendalian hayati adalah
-Selektif.
-Tanpa alat bantu pelepasan (kecuali patogen).
-Dapat menyebar dan menemukan sendiri mangsanya.
-Dapat hidup dan berkembangbiak sendiri
-Hama lambat jadi resisten.
Kelemahan Pengendalian hayati adalah
-Berjalan lambat.
-Hasilnya tidak dapat diprediksi.
-Perhitungan ekonomi pada awalnya mahal.
-Perlu pengawasan pakar.
A.Pengendalian secara kultur teknis
Pengendalian secara bercocok tanam melalui praktek budidaya, yaitu bercocok tanam dengan mengubah pertanaman sehingga menjadi tidak sesuai untuk hama tanaman. Misalnya
-Pengolahan tanah
–Pemupukan
–Pergiliran tanaman
–Pengaturan waktu tanam
–Pengelolaan air
–Penanaman campuran
–Penggunaan tanaman perangkap
B.Pengendalian dengan varietas tahan
Cara pengendalian ini menggunakan tanaman resisten (varietas tanaman tahan hama) yang diperoleh misalnya melalui penelitian, persilangan tanaman, pemuliaan tanaman, dan tanaman transgenik
1.Pengertian dalam pertanian
tanaman tersebut masih bisa dipanen walaupun diserang hama pada suatu tingkat tertentu sedangkan tanaman lain tidak dapat dipanen
1.Menurut Painter
resistensi tanaman merupakan sifat yang dapat diturunkan yang mempengaruhi derajat kerusakan tanaman oleh hama. Penggolongan tanaman resisten berdasarkan mekanisme resistensi menurut Painter adalah
–Non preferensi (antixenosis)
Tanaman mempunyai sifat tidak disukai oleh serangga hama sebagai tempat hidup
–Antibiosis
Tanaman dipilih oleh serangga hama untuk tempat hidup tetapi tanaman memberikan pengaruh buruk pada kelangsungan hidup serangga.
–Toleran
Tanaman dipilih oleh serangga untuk tempat hidup dan tanaman dmendukungnya. Namun, kerusakan tanaman yang ditimbulkan tidak mengurangi hasil panen.
C.Pengendalian dengan secara genetik
memanipulasi komponen genetik serangga hama. Contohnya adalah pengendalian dengan teknik jantan mandul/steril (chemosterilant). Tujuannya adalah menurunkan populasi hama sampai tingkat yang rendah pada generasi berikutnya. Adapun syarat untuk pengendalian hama dengan pelepasan jantan mandul adalah
–Serangga jantan mudah dikembangbiakkan di laboratorium.
–Jantan steril harus dilepaskan pada populasi alamiah.
–Prosedur sterilisasi tidak berpengaruh terhadap kompetisi secara seksual.
–Lebih ditujukan pada serangga yang betinanya hanya sekali kawin.
–Jantan steril dilepas ketika populasi di lapangan rendah.
Related Posts : dasar,
kuliah5,
proteksi,
tanaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar